JOGJA – Jurusan Arsitektur UII Yogyakarta sukses mengadakan Seminar Karya dan Pameran Arsitektur Indonesia (Sakapari) ke-9. Agenda seminar di masa pandemi ini dilaksanakan secara mengusung tema Design Computation for Substainable Architecture and Urbanism, Sabtu (5/3).
Hadir sebagai pembicara Fajar Ikhwan Harnomo, dari Universitas Faletehan Telkom University, mengungkap bahwa ke depan desain akan terus mengalami pergeseran dengan adanya teknologi Computation. Menurut dia, teknologi akan mempengaruhi setiap perjalanan arsitektur pengerjaan proyek arsitektur.
Saat ini sudah mulai digunakan, bagaimana pengerjaan pembangunan bisa dilakukan dengan mix reality, tukang bekerja bisa berdasarkan panduan VR. Di dalam program itu ada hitungan-hitungan dan bentuknya, jadi tinggal dikerjakan. Menyusun bata misalnya tukangnya tinggal pakai VR Lensa, disusun fasadnya sudah terlihat,” ungkapnya.
Kedepan, Fajar juga menyebut muncul Reverse Engineering System yang diinisiasi profesor dari Jepang. Sistem tersebut bisa diterapkan cepat ketika terjadi bencana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan.
Sistem ini sudah dipakai untuk shelter, material memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita yang mungkin di luar standar. Misalnya kita punya bambu, mengapa dari dulu tidak diangkat, karena mungkin dinilai tidak standar. Tapi dengan computation desain, sangat mungkin kita kreasikan dan akan jadi tren ke depan di dunia arsitektur,” tandas dia.
Sementara itu pembicara dari Departemen Arsitektur UII Yogyakarta
Syarifah Ismailiyah Al Athas, menjelaskan di dunia pendidikan saat ini mahasiswa mulai diajarkan tentang Design Computation sejak semester awal. Saat ini dunia pendidikan harus bisa mengadaptasi teknologi dan siap menghadapi perkembangan dunia desain ke depan.
Dalam penyelenggaraan Sakapari 2022 ini, panitia menerima 108 makalah yang berasal dari tiga institusi nasional yakni Universitas Langlangbuana (Bandung), Universitas Adiwangsa Jambi dan Universitas Islam Indonesia. Terdata pula 22 karya arsitektur yang berasal dari dua institusi nasional antara lain Universitas Warmadewa (Bali) dan Universitas Islam Indonesia. (*/Ana).