BERNASJOGJA – Era serba digital saat ini tak lantas karya-karya manual tidak berkembang. Buktinya, di akhir tahun 2021 ini digelar sebuah pameran lukisan yang memajang beragam karya hasil sentuhan tangan langsung manusia, salah satunya karya Yenny Wahid yang merupakan putri Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gusdur.
Pameran karya lukis tersebut diadakan di Peace Village, di Jalan Kaliurang, Taraman, Ngaglik, Sleman, mulai 20 – 30 Desember 2021. Pameran diikuti setidaknya 30 seniman dengan 50 karya lukis. Karya lukis yang dipamerkan antara lain karya seniman Nasirun, Bayu Wardhana, Ledek Sukadi, Robert Nasrullah hingga lukisan karya Yeni Wahid.
Ketua Panitia Pameran Lukis, Karsono mengatakan menindaklanjuti acara melukis bersama di Peace Village pada hari Ahad, 7 November 2021, panitia bermaksud menggelar pameran bersama di akhir tahun. Berangkat dari tema melukis yaitu Srawung Rasa, maka pameran kali ini pun masih dengan tema yang sama.
“Srawung Rasa adalah istilah yang berarti pertemuan yang dilakukan lebih dari satu orang atau kelompok. Dengan srawung masyarakat bisa saling ngudoroso atau berbagi rasa menyampaikan realitas kehidupan yang terjadi di sekitarnya, tidak hanya dalam pikiran namun juga pengungkapan perasaan,” terang Karsono.
Ia menjelaskan tema-tema sosial, toleransi, keberagamaan di sini diberikan ruang ekspresi melalui media seni lukis. Melalui beragam kreativitas, nilai-nilai inklusivitas, keragaman, kemanusian dan kedamaian, dikembangkan dan dituangkan dalam karya-karya lukis yang merupakan kolektivitas gagasan dalam ruang tersebut.
“Pameran ini juga dalam rangka menyemarakkan Muktamar NU ke-34 di Lampung, sekaligus mengajak kita berkumpul untuk mengapresiasi kebersamaan, menebar senyum gembira dengan guyub rukun,” tutur Karsono.
Mewakili Peace Village, Bambang Paningron menjelaskan pameran lukis Srawung Rasa merupakan pameran perdana, yang diadakan di Peace Village. Menurutnya, Peace Village menjadi ruang temu, ruang dialog para seniman, sekaligus menjadi ruang eksplorasi dan pengembangan kreativitas secara kolektif. Tidak hanya seni rupa, tapi juga seni musik, dan seni lainnya.
“Peace Village sebagai ruang apresiasi tentang damai, kali ini menyampaikan beragam karya lukis sebagai media apresiasi nilai-nilai indahnya kebersamaan, dan diharapkan dapat menebar damai bagi semua,” ucap Bambang. (Aha)