JAKARTA – Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu menyumbang 61% atau Rp 8.573,89 triliun dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2021. Kini para pelaku UMKM tengah dihadapkan pada kondisi perekonomian yang sulit diprediksi, serta bayang-bayang resesi dunia.
Sebagai venture-backed company di Indonesia yang bergerak di bidang online fulfillment service dan telah menerima pendanaan Serie A dari BUKALAPAK, Crewdible mengukuhkan komitmennya dalam menyediakan jasa bisnis online terpadu bagi para pemilik business online dan UMKM (Local Heroes). Tujuannya, mendorong UMKM tumbuh dan berkembang bersama, melalui kampanye #bikinLOKALmakinVOKAL.
Dhana Galindra selaku Founder dan CEO Crewdible mengatakan “Kami memiliki visi untuk menciptakan ekosistem terintegrasi yang memudahkan semua orang untuk memulai, mengembangkan, dan memiliki bisnis yang berkelanjutan,” katanya, Kamis 16 Februari 2023.
Misinya memberdayakan dan berkembang bersama mitra-mitra dengan memberikan layanan fulfillment terbaik, sehingga mitra UMKM bisa berkonsentrasi untuk pengembangan produk dan merek.
“BUKALAPAK dan Crewdible memiliki misi yang sama yaitu agar UMKM mendapatkan dukungan berupa layanan teknologi terbaik untuk mendorong pengembangan bisnis UMKM dengan efisien dan berkelanjutan,” ujar Victor Putra Lesmana selaku Direktur Bukalapak.
BACA JUGA : LPEI Dampingi UMKM Naik Kelas
Ratusan UMKM dan Trah Mangkubumen Ikuti Sosialisasi QRIS
Nita Kartikasari selaku Ketua Wiki Export B20 / ASEAN KADIN (Kantor Dagang Indonesia) mengatakan “Peran KADIN adalah untuk menjembatani perusahan yang menjadi member KADIN dengan berbagai program yang sedang dicanangkan oleh pemerintah, sehingga sinergi dapat lebih kuat yang bertujuan untuk memajukan UMKM. Saat ini KADIN juga sedang mengembangkan Wiki Eksport B20.
“Sehingga diharapkan menjadi sarana bagi UMKM dalam memasarkan produknya ke pasar global,” ucapnya.
“Pelaku bisnis perlu memahami bahwa transformasi adalah perjalanan yang harus diterapkan secara menyeluruh. Meskipun teknologi merupakan pendorong utama, hal ini bukanlah terkait adopsi perangkat digital demi proses digitalisasi saja. Sebaliknya, ini berkaitan dengan fokus pada solusi yang secara efektif akan memposisikan bisnis untuk berkembang di era baru,” tambah Dhana Galindra. (Ana/Ara)