JOGJA – Sistem pembayaran non-tunai ataupun cashless menjadi pilihan yang banyak diminati masyarakat di era digital saat ini. Pun, sosialiasi terus dilaksanakan oleh Komisi XI DPR RI sebagai Mitra kerja dari Bank Indonesia (BI).
Sosialisasi kali ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari para pelaku UMKM, bahkan melibatkan juga di lingkungan Kraton Yogyakarta, tepatnya keluarga Trah Mangkubemen, Sabtu (8/10/2022) di nDalem Kaneman, Kota Yogyakarta.
Mewakili Ketua Komisi XI DPR RI, RM Wibisono mengatakan pembayaran secara non tunai atau cashless semakin diminati mayarakat. Melalui metode cashless ini masyarakat tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Hal itu dikenal dengan uang elektronik atau e-money. Walaupun terbilang sederhana namun hal tersebut masih memerlukan beberapa QR untuk setiap transaksi yang berbeda.
“Nah, dengan adanya QRIS Bank Indonesia, semua QR dari berbagai aplikasi pembayaran dapat dibayarkan dengan satu kode QR walaupun dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), yang berbeda,” tutur bernama lengkap RM Moch. Wahyu Wibisono, yang juga merupakan bagian dari Trah Mangkubumen, itu.
Pembicara lainnya Retno Susanti mengatakan sistem QRIS memiliki banyak keunggulan antara lain universal, gampang, untung dan langsung. Dengan mengunakan QRIS maka lebih cepat melakukan transaksi, “Namun demikian karena banyak kemudahan maka jangan sampai program QRIS membuat boros,” ucapnya.
BACA JUGA : Koperasi Simpan Pinjam Perempuan Ini Capai Modal Rp3 Miliar, Wibi : Efektif Bentengi Pinjol Ilegal
4.160 Pinjol Ilegal Ditutup, RM Wibisono Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Peserta sosialisasi tampak antusias mengikuti acara, dalam sesi dialog banyak diantara mereka mengajukan pertanyaan. Tedi, seorang warga dari Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton mengatakan di Indonesia sistem digital masih terbilang rawan dari kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan oleh pengguna. “Lalu bagaimana QRIS melalukan perlindungan konsumen?,” tanya Tedi.
Retno mengatakan jika tanpa disadari pengguna terjadi kesalahan dalam menginput data maka sistem aplikasi QRIS dengan sendirinya melakukan pengamanan.
“Misal kita salah mencet, maka jika tidak bisa maka sistem akan memberikan kode kode tertentu. Yang mengamankan itu sistem. Untuk saat ini QRIS paling safety,” jawab Retno.
Adapun RM Wibisono menjelaskan menggunakan QRIS terjamin aman karena QRIS sebagai jasa pembayaran yang resmi dari BI. “Jasa pembayaran harus memiliki izin dari BI, jika tidak ada izin dari BI berarti palsu, nah yang palsu bahaya,” tuturnya.
Yuliana salah satu peserta dari PKM mengaku pernah dirinya gagal menggunakan debet waktu di suatu minimarket market. Namun ketika digunakan di ATM sistemnya berjalan normal. “Apakah QRIS ini bisa gagal seperti itu,” tanya Yuliana.
Menurut Retno transaksi menggunakan QRIS hanya dibatasi 10 juta. Sistem QRIS sendiri sangat safety sehingga kecil kemungkinan terjadi kegagalan aktifitas transaksi. Sebelum menggunakan QRIS, pengguna harus terlebih dahulu memiliki M-Banking. Daftar QRIS, www.qris.id/register.
Peserta sosialisasi lainnya Buntoro dari Trah Mangkubumen, mengharapkan agar QRIS kedepan bisa semakin menyentuh kalangan menengah kebawah seperti halnya UMKM. (Ana/Ara)