banner 728x250

Usung Tajuk Catur Wasita, IAI DIY Peringati HUT Ke 47 Tahun

  • Share
Suasana rangkaian acara HUT IAI DIY ke 47 tahun dengan tajuk "Catur Wasita", bertempat di Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu, (10/12/2022). Foto : Istimewa.
banner 468x60

JOGJA – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47, bertempat di gedung Pancabrata Professor Herman Johanes yang dikenal juga sebagai Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu, (10/12/2022). Momentum tahunan ini mengambil tajuk “Catur Wasita”, juga dalam acara ini sekaligus menjadi penutup rangkaian kegiatan Pameran dan Seminar : The Future Heritage of Jogja.

Kegiatan diawali dengan sambutan ketua peringatan 47 tahun IAI DIY, Dr. Eng. Ar. Alexander Rani Suryandono, S.T., M.Arch., IAI dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua IAI DIY Ar. Baritoadi Buldan Rayaganda Rito, IAI didampingi Ketua Kehormatan, yang diserahkan pada peserta paling senior dan paling junior sebagai wujud restu yang diberikan sesepuh pada proses regenerasi yang senantiasa dilakukan di IAI DIY.

banner 336x280

Kegiatan selanjutnya sharing session pengalaman oleh Ar. Agung Rudianto, IAI, founder Deamaya Studio Indonesia dan penerima IAI Banten Award 2022 kategori Bangunan Pendidikan.

Menurut Baritoadi Buldan Rayaganda Catur Wasita merupakan sengkalan, simbol angka 4 dan 7 sekaligus akronim acara arsitektur wahana sosialisasi dan interaksi antar kita. Catur Wasita dimaknai sebagai sinergi 4 komponen: masyarakat, pemerintah, institusi pendidikan dan asosiasi profesi Arsitek dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, khususnya melalui peran Arsitektur.

Dalam acara ini, IAI DIY bersama dengan Center of Excellence Sustainable Environment dan Pusat Pelestarian Pusaka Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM, Tim Arsitektur 1+1=7, Dinas Kebudayaan DIY. Berikutnya hadir dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Komunitas Ekonomi Pusaka Inklusif Berkelanjutan (KEPeL), Jogja Heritage Society (JHS), Komunitas Tim Ahli Cagar Budaya Jateng-DIY, dan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI).

Selain itu dari Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Arsitektur Jogjakarta (Forkom Paijo) berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan binaan dan bangunannya sebagai “The Future Heritage”.

“Hal itu sebagai upaya menjaga warisan pusaka di daerah istimewa sekaligus tetap mendorong eksistensi kreatif para arsitek dalam berpraktek sekaligus menghargai kearifan local,” tutur Baritoadi.

BACA JUGA : Masih Muda, Baritoadi Pimpin IAI DIY

IAI DIY Gelar Sayembara Jogja Planning Gallery

Menurut Baritoadi hal tersebut termuat dalam deklarasi Peran Ekonomi Pusaka dalam Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan 2030. Deklarasi itu menyoroti perubahan paradigma kebudayaan, penguatan sumber daya manusia, peningkatan wawasan, pengetahuan, dan pelaksanaan ekonomi pusaka, kontribusi aktif dan pendekatan baru untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 baik di daerah, nasional maupun internasional.

Ia menaruh harapan agar acara paparan dan diskusi lintas institusi dapat semakin sering dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan solusi atas permasalahan. Selain itu menjadi sekaligus wahana untuk memupuk kebersamaan dan kekeluargaan antar anggota IAI dan juga masyarakat secara umum.

“IAI DIY berharap kedepan dapat memperkuat perannya di masyarakat khususnya untuk memberikan layanan lisensi arsitek, berkolaborasi dengan pemerintah, praktisi, komunitas dan akademi untuk aktif mewujudkan IAI tanggap bencana,” ucap Baritoadi. (Ana/Ara) 

banner 336x280
banner 120x600
  • Share