banner 728x250

Workshop Koperasi, Buruh Tingkatkan Kesejahteraan Hidup

  • Share
Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) adakan workshop bertema 'Memajukan dan Mengembangkan Koperasi Buruh Menuju Koperasi Modern Berdaya Guna', Jumat, (26/2024). Foto : Istimewa.
banner 468x60

JOGJA – Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) menggelar berbagai acara untuk memperingati Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei. Salah satunya dengan mengadakan workshop bertema ‘Memajukan dan Mengembangkan Koperasi Buruh Menuju Koperasi Modern Berdaya Guna’.

Acara workshop ini digelar di Hotel Grand Tjokro, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat 26 April 2024. Workshop ini menghadirkan pembicara yakni Ketua Koperasi Persatuan Buruh Yogyakarta Irsad Ade Irawan, Kabid HI Disnakertrans DIY Dharmawan, Sekdin Dinkopukm DIY Setyo Hastuti dan perwakilan KADIN DIY Rommy Heryanto.

banner 336x280

Selain itu adapula penanggap yakni Ekonom UMY Ahmad Makruf, Yayasan Satunama Methodius Kusumohadi dan CU Darma Bhakti Yosep F. Semana.

Ketua Persatuan Koperasi Buruh Yogyakarta Irsyad Ade Irawan mengatakan bahwa tujuan workshop digelar untuk memperingati Hari Buruh dan mengkonsolidasikan serikat buruh yang ada di MPBI agar bisa lebih bersatu dalam koperasi buruh.

Irsyad menilai pendirian koperasi buruh merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan bagi buruh. Pendirian koperasi ini juga disebut Irsyad bisa untuk meningkatkan pendapatan buruh.

“Kalau untuk mensejahterakan buruh ada banyak cara. Cara yang paling utama dan harus terus kita perjuangkan adalah bagaimana bisa meningkatkan upah buruh,” kata Irsyad.

“Cara kedua meningkatkan pendapatan buruh di luar upah yaitu dengan koperasi. Dua-duanya harus dikerjakan bersamaan sehingga bisa mencapai kesejahteraan para buruh,” sambung Irsyad.

Irsyad membeberkan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi serikat buruh untuk mendirikan koperasi di DIY. Tantangan itu coba diurai melalui workshop yang digelar oleh MPBI DIY.

“Tantangan pendirian koperasi ini adalah bentuknya koperasi gabungan jadi tersebar diberbagai macam pabrik dan diberbagai macam daerah, kabupaten dan berbeda-beda serikat. Itu tantangan pertama soal jumlahnya dan wilayahnya,” ungkap Irsyad.

“Tantangan kedua, buruh ini memang tidak memiliki upah yang baik sehingga kemudian modal dari koperasi belum banyak karena berasal dari buruh, untuk buruh dan oleh buruh. Jadi kalau upah minimumnya belum banyak maka modalnya belum bisa besar,” imbuh Irsyad.

Tantangan yang ketiga, tutur Irsyad adalah bagaimana bisa mendapatkan pasar yang bagus bagi koperasi buruh. Sedangkan tantangan terakhir adalah masalah manajemen koperasi.

Irsyad menyebut bahwa diperlukan peningkatan kemampuan dari para pengurus koperasi buruh. Peningkatan kemampuan SDM diharapkan bisa membuat koperasi buruh menjadi leih besar lagi.

“Tantangan terakhir, soal manajemen dari koperasi buruh itu sendiri. Bagaimana kita meningkatkan skill, meningkatkan paradigma dan kemampuan para pengurus untuk bisa membesarkan koperasi buruh,” tegas Irsyad.

BACA JUGA : Koperasi Simpan Pinjam Perempuan Ini Capai Modal Rp3 Miliar, Wibi : Efektif Bentengi Pinjol Ilegal

LPEI Resmikan Desa Devisa Klaster Udang Jembrana

Selain itu Irsyad juga menekankan kenaikan UMP DIY 2024 agar bisa menembus angka Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta. Irsyad membeberkan kenaikan UMP diangka itu disebutnya bisa meningkatkan kesejahteraan para buruh di DIY.

“Menurut perhitungan kami itu sangat mungkin dan mampu bagi perusahaan-perusahaan di DIY khususnya untuk membayarkan upah minimun diantara Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta karena itu sudah sering kami sampaikan,” papar Irsyad.

Irsyad menambahkan munculnya tuntutan kenaikan UMP DIY 2024 menjadi Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta ini bukanlah tanpa alasan. Irsyad mengungkapkan jika angka itu muncul berdasarkan dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang dilakukan MPBI DIY berdasarkan pada acuan Permenaker.

“UMR 3,5 itu relevan karena dua hal. Pertama itu memang kami melakukan survei KHL menggunakan Permenaker dan memang itulah angka yang dibutuhkan,” urai Irsyad.

“Kemudian dari data BPS soal ekonomi statistik industri besar dan menengah itukan buruhnya satu orang bisa menghasilkan laba atau bisa produktif diangka Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Itu sangat mungkin memberikan upah Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta,” tutup Irsyad. (*/Ara)

banner 336x280
banner 120x600
  • Share