JOGJA – Jajaran pengurus DPD II Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Jogja mengadakan silaturahim dengan beraudiensi di kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Jogja, Jumat (30/12/2022).
Ketua DPD II Partai Golkar Agus Mulyono mengatakan audiensi ke PDM Kota Jogja merupakan tindaklanjut silaturahim DPD Partai Golkar DIY yang sebelumnya telah diadakan silaturahim di PWM DIY, pada, Selasa 13 Desember 2022, lalu.
Anggota DPRD DIY periode 2014-2019 itu menyebut Muhammadiyah dan Partai Golkar memiliki banyak kesamaan, baik dari sisi perjuangan ataupun sebaran kader.
“Sebagai misal kesamaan perjuangan kita salah satunya adalah perjuangan menangkal faham komunisme di Indonesia,” terang Agus Mulyono di hadapan Ketua PDM Kota Jogja Akhid Widi Rahmanta dan jajarannya saat menerima audiensi.
Dosen Universitas Janabadra tersebut mengatakan dari sisi sebaran kader, juga memiliki kesamaan. Karena banyak kader Partai Golkar yang selama ini juga aktif di ormas yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, tersebut.
“Banyak kader Partai Golkar yang mengabdi di ormas Muhammadiyah. Hubungan keduanya selama ini berjalan harmonis,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini Agus Mulyono juga mengutarakan arah langkah politik Partai Golkar di pilkada Kota Jogja 2024 mendatang. Golkar Jogja, menurutnya, akan bekerja keras untuk meningkatkan perolehan jumlah kursi di DPRD Kota Jogja dari saat ini empat kursi menjadi lima atau enam kursi.
“Untuk Pilkada Kota Jogja tahun 2024 Partai Golkar akan mengangkat kader Muhammadiyah Pak Afnan Hadikusumo untuk maju calon Walikota (Cawali). Dasar pengusungan pilkada mengacu hasil pileg 2024 sehingga kita optimistis perolehan suara kita akan meningkat,” terangnya.
BACA JUGA : Respons Hasil Mediasi, Partai Ummat DIY Optimistis Lolos Ikuti Pemilu
PAW di FPG, Nur Anita Resmi Duduki Kursi DPRD Kota Jogja
Tak hanya terkait memilih figur calon walikota, Golkar juga langsung menentukan sikap untuk mendukung kader Muhammadiyah yaitu Ahmad Syauki melaju sebagai calon DPD RI pada pemilu 2024.
“Ini keputusan partai maka jika ada kader yang bersikap tidak sesuai dengan kebijakan organisasi maka konsekuensinya akan direvitalisasi,” ungkapnya.
Bagi Partai Golkar, mengusung kandidat dari kader Muhammadiyah bukanlah hal baru. “Di tahun 2019 kita juga mengangkat Pak Sudarto sebagai calon wakil bupati di Pilkada Bantul, kemudian saat pilkada Sleman kemarin kita juga mengusung Bu Sri Muslimatun yang bergandengan dengan Amin Purnama,” bebernya.
Ketua PDM Kota Juga Akhid Widi Rahmanta menyampaikan terimakasih atas silaturahimnya dan komitmen Golkar untuk mendukung kader Muhammadiyah maju sebagai cawali maupun calon DPD.
Menurutnya, Muhammadiyah merupakan ormas yang tidak berpolitik. Namun begitu kader-kader Muhammadiyah terus berkontribusi di segala sektor termasuk di wilayah politik dalam rangka memajukan bangsa.
Sementara itu Anggota DPD RI Afnan Hadikusumo yang saat itu juga hadir menemui rombongan pengurus Partai Golkar Kota Jogja, menegaskan Muhammadiyah bukan organisasi politik namun Muhammadiyah membuka diri di semua level pimpinan untuk memajukan bangsa melalui politik. “Jadi tetap membuka cendela-cendela itu hingga tingkat ranting,” ucapnya.
Sedangkan terkait kesiapan Partai Golkar Kota Jogja mengusungnya sebagai calon walikota Jogja di Pilkada 2024 mendatang, Afnan menanggapi secara normatif. Menurut Afnan sebagai kader Muhammadiyah tidak diperkenankan meminta-minta amanah jabatan namun jika mendapatkan atau diberikan amanah hendaknya tidak menghindarinya.
“Prinsipnya kita itu selalu diajari kalau diberi amanah jangan mengelak, tidak boleh sampai meminta-minta. Kalau ada yang memberi amanah, ya bismillah maju,” ucapnya.
Afnan menyampaikan apresiasinya kepada pengurus Golkar Kota Jogja yang mendorongnya untuk ikut kontestasi di pilkada Kota Jogja 2024. “Yang jelas kita ada kesamaan visi dan misi ya, bagaimana Kota Jogja menjadi lebih baik dan lebih maju,” ungkapnya. (Ana/Ara)