JOGJA – Era digitalisasi menggeser banyak perubahan yang meninggalkan sistem manual. Termasuk, kreatifitas membuat komik tak lagi harus manual dengan menggunakan kertas dan pensil, saat ini mulai menggunakan teknologi menggambar digital dan pen digital.
Berangkat dari itulah, Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta berkolaborasi bersama Huion dan Hive Studio memperkenalkan kanvas gambar digital Kamvas RDS 220, pen display dengan fitur canggih dan resolusi 2.5K dalam Huion The First 2.K Flagship: Comic and Sequential Arts Festival di ISI Yogyakarta, Kamis (22/09/2022).
Dosen DKV ISI Yogyakarta Indiria Maharsi menjelaskan saat ini teknologi menggambar sudah sangat berkembang. Sementara itu kanvas digital muncul sejak beberapa tahun silam dan terus mengalami penyesuaian mengikuti perkembangan teknologi, membawa manfaat untuk profesi
“Seperti ilustrator, desain grafis, komikus hingga fotografer menggunakan perangkat digital graphics display untuk menggarap karyanya,” ucapnya kepada media di sela peluncuran bebarengan dengan agenda ComSequence di Galeri RJ Katamsi.
Sementara itu peluncuran seri display terbaru dari Huion di kampus ISI Yogyakarta, diikuti dengan mulainya Kompetisi Hive Five yang bekerja sama dengan Hive Studio Jakarta.
Menurut Indiria, Huion sekarang ini sedang hype karena harga terjangkau dan mutunya bagus. Hal itu mendukung kinerja mahasiswa seni, para artis untuk berkarya. Kali ini dikenalkan ke mahasiswa yang harapannya bisa mendukung kerja mereka.
Kompetisi ini dimaksudkan untuk menemukan lima bakat terbaik digital artis di Indonesia, dengan hadiah utama produk terbaru Huion Kamvas RDS 220.
Kompetisi ini juga memberikan kesempatan kepada lima pemenang terpilih untuk bisa magang di Hive Studio, dan bekerja disana, langsung terjun ke industri.
PT HIVE Kreasi Global merupakan anak perusahaan webtoon ternama dari Korea Selatan, yaitu REDICE Studio.
BACA JUGA :Dorong Konservasi Ikan Endemik, PLN Dukung Budidaya Wader Pari
Samsung Pimpin Teknologi Foldable Smartphone Dengan 4 Inovasi Ini
Huion selalu datang dengan hal yang baru, sebagai pemimpin inovasi, kami ingin memberikan kesempatan kepada artis yang berbakat untuk langsung bekerja di industri kreatif dan tidak melulu menjual produk. Ekosistem ini harus dibangun bersama-sama agar bisa tumbuh pesat dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat,” sambung Bara Adhyaksa, Sales and Marketing Manager PT Bintang Indah Cemerlang yang diamini Victorio Permadi, CEO Hive Studio.
Bara Adhyaksa mengungkapkan, kolaborasi dilakukan sejumlah komunitas komik, termasuk dengan Bumi Langit dalam proyek pengembangan komik di Indonesia
Bersama Bumi Langit, dukungan diberikan dalam pembuatan komik Patriot “Aftermath” yang menceritakan sekelompok superhero serta Godam, Gundala, Aquanus, Maza, Sri Asih, Tira, Virgo, Mlaar, Nusantara, Sembrani dan Merpati. “Kami menciptakan edisi khusus untuk patriot tahun lalu,” ujarnya.
Kolaborasi tersebut diharapkan bisa menginspirasi para seniman dan profesional dalam berkarya khususnya untuk menciptakan karya ilustrasi dan komik secara digital agar lebih kreatif dan produktif. Termasuk dalam melalukan digitalisasi komik-komik yang sudah ada saat ini.
“Jika ada produsen komik yang ingin melakukan digitalisasi, maka bisa saja ada dukungan untuk ke arah sana,” tutur dia. (Ana)