JOGJA – Aksi kekerasan jalanan atau biasa dikenal dengan istilah klithih ternyata masih mengundang teror di DIY. Aksi brutal itu kembali pecah diawal tahun baru 2022, dengan melukai seorang korban bernama Haryo Aryo Damar warga Kampung Bausasran, Sabtu (1/1/2022), sekitar pukul 05.00 WIB, di Jalan Hayam Wuruk, Kota Jogja.
Kejadian tersebut mendapatkan respons keprihatinan dari eleman kepemudaan, Garda Ummat DIY. Pun mereka menggelar aksi demonstrasi di kawasan Titik Nol Kilometer Kota Jogja untuk menyuarakan keresahan mereka terkait aksi klitih, Senin (3/1/2022).
Garda Ummat yang merupakan sayap kepemudaan dari Partai Ummat melihat aksi klitih yang baru saja terjadi menunjukan jika aksi klithih belum hilang dan masih menjadi ancaman warga DIY.
Klithih sering kali menjalankan aksinya dengan motif tidak jelas, alasan-alasan yang konyol, namun mengancam keselamatan nyawa orang. “Buktinya (kasus klitih) masih sering terjadi. Saya kasihan sekali ketika melihat ada orang pulang dari masjid langsung kesabet pedang atau orang pulang kerja kesabet pedang,” ucap Ketua Garda Ummat DIY, Ikmal Nur Muflih.
Dalam aksi itu Garda Ummat DIY menuntut menuntut dan mendorong aparat kepolisian agar lebih agresif dan gerak cepat lagi dalam menindaklanjuti kasus kekarasan di jalanan. Ikmal menyebut aksi klitih adalah kejahatan, tak bisa lagi disebut sebagai sebuah kenakalan remaja belaka.
“Aksi klitih bukan sekedar kenakalan remaja. Semakin ke sini semakin berlarut-larut dan parah. Ketika dikategorikan kenakalan remaja kok sampai melukai korban hingga parah seperti itu. Itu sudah keterlaluan,” katanya.
Ikmal meminta agar dalam kasus klitih ini, penanganannya tetap mengedepankan proses hukum yang transparan dan adil dalam penindakannya. Sehingga penanganan terhadap kasus klitih ini bisa menimbulkan efek jera dan tak lagi muncul kasus yang serupa.
“Klitih ini membuat masyarakat kita merasa terganggu dan resah. Kami minta Pemda DIY maupun kepolisian bertindak lebih tegas,” katanya.
Ikmal mengungkapkan Garda Ummat DIY menyatakan kesiapannya menjadi inisiator pembentukan Crisis Center Aksi Klitih di DIY. Mereka akan merangkul semua pihak baik itu ormas, pemerintah maupun perguruan tinggi untuk bersama-sama melawan aksi klitih.
“Insyaallah, Garda Ummat siap jadi inisiator Crisis Center Aksi Klitih,” katanya.
Melalui Crisis Center Aksi Klithih akan melakukan advokasi dan membersamai para korban yang terkadang mereka kesulitan mencari keadilan. “Karena kadang kasusnya lenyap begitu saja, kita bantu advokasi biar kasus selesai, pelaku ditangkap dan dihukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” tegas Ikmal.
Selain itu, Garda Ummat DIY mengajak ke masyarakat di DIY untuk membentuk satuan tugas anti klitih yang ada di kampung-kampung maupun dusun-dusun. Termasuk kepada lembaga pendidikan, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan pendidikan moral dan akhlak, mereka menjauhkan anak dari minuman beralkohol.
“Karena banyak kasus terjadi pelaku klithih dalam pengaruh minuman keras, nyatanya efeknya sangat membahayakan tidak hanya dirinya sendiri tapi juga orang lain. Maka harus tegas,” tandasnya. (Aha)