JOGJA – Keberhasilan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapatkan keterwakilan di DPRD Kota Jogja ternyata mencuri perhatian berbagai pihak. Di pemilu 2024, PKB sukses “pecah telur” setelah puasa politik selama 20 tahun nihil dari keterwakilan di DPRD Kota Jogja.
PKB berhasil meraih dua kursi sekaligus, mereka adalah Solihul Hadi dari daerah pemilihan (dapil) 5 dan Eko Djoko Widiyatno dari dapil 3. Dengan demikian PKB berkesempatan menjadi salahsatu partai pengusung Calon Walikota – Calon Wakil Walikota yang akan dilaksanakan November, mendatang.
Ketertarikan banyak pihak untuk menjadikan PKB sebagai kendaraan politik maju cawali terbukti dalam pendaftaran cawali. Sejauh ini sudah sebanyak delapan tokoh mendaftarkan diri ke DPC PKB Kota Jogja.
Ketua DPC PKB Kota Jogja Solihul Hadi dalam jumpa pers, Jumat (3/5/2024) secara resmi membacakan delapan nama, itu. Pertama, Hanum Salsabiela, anggota DPRD DIY 2019-2023 pengusaha, putri dari Amin Rais. Kedua, Muhammad Yazid Afandi, Ketua PCNU Kota Jogja dan juga seorang akademisi. Ketiga Heroe Poerwadi yang merupakan Wakil Walikota Jogja tahun 2017-2022. Keempat, Ricco Survival Yubaidi, seorang praktisi hukum dan juga akademisi.
BACA JUGA : PKB Geser Caleg Petahana DPR RI Dari Dapil DIY
PKB Kota Jogja Usung Misi Pluralisme
Berikutnya kelima, Haryawan Emir Nuswantoro, sosok pengusaha dan Ketua Karang Taruna Kota Jogja Tahun 1999-2014. Keenam, Amin Purnama, sosok praktisi hukum dan Anggota DPRD Kabupaten Sleman Tahun 1999-2004.
Tujuh, ada Ariyanto, sosok pengusaha, praktisi dan akademisi pariwisata. Kemudian kedelapan ada Mariana Ulfah, seorang politisi muda dan juga presenter televisi.
Solihul menjelaskan pembukaan pendaftaran cawali sesuai arahan Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar. Ia mengaku awalnya merasa psimis dapat merengkuh banyak pendaftar. Karena ia menyadari kursi PKB belum genap satu fraksi. Namun ternyata faktanya diluar perkiraan awal, banyak pendaftar.
“Dan mereka bukan orang-orang sembarang, tapi mereka yang memang memiliki kompetensi dan jumlah masa yang banyak di Kota Jogja. PKB Kota Jogja hari ini mengusung semangat transformasi politik dengan mereposisi kondisi partai sehingga PKB Kota Jogja menjadi partai yang terbuka bagi semua pihak, bahkan pada saat kontestasi Pileg Februari 2024 lalu, yang mendaftar sebagai caleg ada dua orang yang Non Muslim bergabung dengan kami,” ucap Solihul.
Menurutnya, melihat konstelasi perpolitikan di Kota Jogja hari ini, PKB merasa mampu bersaing dengan partai lain. Banyaknya pendaftar melalui partainya, hal itu menandakan bahwa PKB bukanlah partai pendukung saja, namun juga partai pengusung. “Karena kekuatan utama kami adalah berbasis masa, yaitu masa kultural atau warga Nahdliyyin,” tutur dia.
Bahkan jumlah pendaftar dimungkinkan akan masih bertambah mengingat sampai saat ini masih terus berjalan. “Pembukaan pendaftaran masih terus berjalan,” lanjutnya.
Sementara itu Wakil Dewan Syuro DPC PKB Kota Jogja Muhayat mengatakan dalam kancah perpolitikan bahwa PKB telah melalui proses demokrasi yang panjang. “Dan alhamdulillah PKB Kota Jogja berhasil mendapatkan dua kursi,” tuturnya.
Muhayat mengatakan PKB juga tidak tinggal diam berikhtiar untuk mendapatkan walikota yang baik untuk memajukan kota Jogja. “Kebutuhan masyarakat Kota Jogja sangat besar, terutama bagaimana meningkatkan PAD,” katanya.
Eko Djoko Widiyatno juga mengatakan bahwa PKB terbuka untuk semua, tidak menutup diri siapapun yang akan mendaftar sebagai calon walikota dan calon wakil walikota Jogja. (Ana/Ara)