JOGJA – Mukernas VII BEM PTNU se Nusantara digelar di Yogyakarta 17 s/d 19 September 2022 kemaren, ditandai dengan acara pembukaan yang dilaksanakan di Universitas Alma Ata Yogyakarta pada Sabtu pagi 17 September 2022 dan diisi dengan Seminar Nasional.
Menurut keterangan Fatur selaku koordinator acara saat ditemui awak media (19/9/2022) siang, Setelah Seminar Nasional, malamnya peserta Mukernas melaksanakan Sidang Pleno di Asrama Haji Yogyakarta, namun ketidakhadiran Presnas Wahyu Al Fajri menjadikan kendala Mukernas tidak bisa dimulai. Bahkan sampai Minggu pagi tidak kunjung hadir.
“Panitia sudah berusaha mencari dan menghubungi Presnas, namun hasilnya nihil,” ujar Fatur saat dikonfirmasi, Rabu (21/9/2022).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Fahmi selaku Korwil BEM PTNU DIY bahwa, malam hari tanggal 17 September kemaren, forum telah menyepakati merubah Mukernas menjadi KLB (Kongres Luar Biasa) dan menurunkan Wahyu Al Fajri dari posisi Presnas.
Kemudian esok harinya dibahas mekanisme KLB dan penunjukan Presidium Nasional baru diserahkan BPH (Badan Pengurus Harian) untuk berkomunikasi dengan Majelis Pembina Nasional.
“Mekanisme KLB disepakati penunjukan Presnas baru melaui voting, dan dihasilkan Achmad Baha’ur Rifqi sebagai Presnas BEM PTNU menggantikan Wahyu Al Fajri,” terang Fahmi.
Pada hari ketiga tanggal 19 September 2022 dilaksanakan Pengukuhan atau pelantikan oleh Pimpinan Sidang Muhammad Yunus struktur BPH BEM PTNU se Nusantara 2022-2024, yakni Achmad Baha’ur Rifqi selaku Presidium Nasional, Muhammad Rafi Nurwahyu selaku Sekretaris Nasional, serta Muhammad Nurkholis selaku Bendahara Nasional.
BACA JUGA : Gelar KLB, BEM PTNU Nusantara Pilih Presidium Nasional Baru
Rapat Kerja HPN Jogja Jadi Tempat Penghilang Stress Pengusaha
Setelah pelantikan Presnas yang baru Achmad Baha’ur Rifqi saat ditemui awak media menyampaikan bahwa semoga pengurus yang baru dapat mengemban amanah dan membawa perubahan yang lebih baik untuk BEM PTNU serta dapat memberikan kontribusi penuh bagi NU dan juga Indonesia.
Terkait situasi terkini maraknya aksi unjuk rasa penolakan kenaikan Harga BBM bersubsidi, Baha’ menegaskan dari awal BEM PTNU Menolak kenaikan harga BBM.
“Dalam aksi unjuk rasa, mari disampaikan dengan cara yang baik dan dengan tujuan yang benar, jangan sampai anarkis maupun merusak fasilitas umum. Kita memperjuangkan aspirasi rakyat jangan sampai aksi kita mengganggu aktivitas masyarakat,” himbaunya.
Menurutnya, BEM PTNU harus selalu waspada adanya provokasi, selalu jaga kondusifitas kamtibmas di Yogyakarta ini serta di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya. (Uya/Ana)