JOGJA – Sistem pembayaran non-tunai ataupun cashless menjadi pilihan yang banyak diminati masyarakat di era digital saat ini. Pun, sosialiasi terus dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai mitra kerja dari Komisi XI DPR RI.
Sosialisasi ini bahkan menjangkau hingga sektor UMKM. Seperti pada hari Sabtu (3/8/2022), ratusan para pelaku UMKM mendapatkan sosialisasi implementasi penggunaan QRIS, bertempat di kampus Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI), Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Mewakili Ketua Komisi XI DPR RI, RM Wibisono mengatakan dengan berkembangnya teknologi saat ini, semua transaksi baik perdagangan, toko, warung, tiket wisata, pembayaran tagihan, dan transaksi lainnya dapat dibayarkan melalui aplikasi dari penyelenggara jasa sistem pembayaran baik bank maupun non bank.
Menurutnya, pembayaran secara non tunai atau cashless semakin diminati mayarakat. Melalui metode cashless ini masyarakat tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Hal itu dikenal dengan uang elektronik atau e-money. Walaupun terbilang sederhana namun hal tersebut masih memerlukan beberapa QR untuk setiap transaksi yang berbeda.
“Nah, dengan adanya QRIS Bank Indonesia, semua QR dari berbagai aplikasi pembayaran dapat dibayarkan dengan satu kode QR walaupun dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), yang berbeda,” tutur bernama lengkap RM Moch. Wahyu Wibisono, itu.
BACA JUGA : Ratusan Anak Muda Ikuti Dialog UMKM di RM Wibisono
Bareng OJK, RM Wibisono Minta Waspadai Pinjol
Tenaga Ahli Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI itu mengatakan metode pembayaran QRIS masih terbilang baru dan masih ada yang belum memahami tentang QRIS BI. Maka itu sosialisasi peralihan sistem transaksi dari konvensional menuju sistem digital, perlu dilaksanakan secara masif.
“Kendala yang ada bisa diatasi dengan penyuluhan secara masif, atau bisa dengan cara mendatangi ke perbankan untuk mendapatkan pengetahuan tentang QRIS. Namanya masyarakat, dari cara konvensional ke sistem teknologi, langsung bisa kan tidak mungkin. Jadi memang perlu proses bertahap,” ucapnya.
Pembina Muda Daya itu mengatakan penggunaan QRIS sebetulnya simple dan jika masyarakat sudah mengenal QRIS pasti akan lebih mudah. “Apalagi ini UMKM. Dengan menggunakan QRIS maka untuk pembayaran-pembayaran itukan tidak repot lagi, semua kan terdata di aplikasinya itu,” terangnya.
Panewu Banguntapan I Nyoman Gunarsa yang juga menjadi pembicara dalam acara sosialisasi tersebut mengungkapkan di era digitalisasi saat ini sangat dibutuhkan sistem pembayaran melalui QRIS. “Sangat bermanfaat, karena tadi kelihatan sekali kemudahan keunggulan, kemudian teknologinya yang sangat membantu tidak hanya dalam pengembangan secara pengetahuan tapi bagaimana teman-teman UMKM, teman-teman asosiasi PKL ini menjadi dimudahkan ketika bertransaksi,” ujar I Nyoman.
Menurutnya dengan QRIS tidak perlu lagi membawa uang tunai, kemudian transaksinya juga bisa multi fungsi. Ia menyatakan bagi para pelaku UMKM di Kapanewon Banguntapan baru kali ini diberikan sosialisasi. Harapannya dengan adanya sosialisasi dari BI ini bisa semakin meluas implementasi QRIS.
Ia juga menyadari ada kendala dalam sosialiasi, mengingat para pelaku UMKM di Banguntapan banyak diantaranya secara usia tidak muda lagi. “Sehingga memang butuh proses, yang mana teman-teman seusia tidak di bawah kita. Dan memang sudah ada sepuh-sepuh jadi perlu pendampingan. Nah, itulah harapan kami kedepan BI melalui mitra-mitra kerjanya agar senantiasa memberikan pendampingan,” ucapnya.
Salah seorang peserta UMKM dari Mekar Abadi asal Banguntapan Ayu Sofi mengapresiasi diadakannya sosialiasi QRIS. Dirinya juga melihat banyak diantara peserta secara usia telah tua, karena itu agar sukses dalam implementasi QRIS dibutuhkan follow up setelah sosialisasi tersebut.
“Kan karena pesertanya kebanyakan ibu-ibu, bapak-bapak, kan dari segi umur tua, jadi agak sulit menyesuaikan. Sehingga memang perlu sosialisasi lebih masif, perlu edukasi dengan baik. Kalau untuk ibu-ibu perlu pelatihan secara personal, jadi satu-satu diajari kayak gitu,” tuturnya.
Acara ini juga dihadiri Pengurus Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Yogyakarta dan para pelaku UMKM di Kapanewon Banguntapan. Suasana sosialisasi sendiri mendapatkan antusias tinggi dari para peserta. Pun, dibuka quiz dengan doorprize dan hadiah menarik yang telah disediakan. (Ara/Ana).